Mahasiswa Desak BJB Terbuka Terkait Dugaan Kejahatan Perbankan

Beritariau.com, Pekanbaru - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Anti Kejahatan Perbankan Riau (GEMAK-PERI) mendesak Bank Jawa Barat Banten atau BJB terbuka terkait dugaan kejahatan perbankan yang terjadi di bank tersebut. 

Perkara dugaan kejahatan perbankan itu sendiri saat ini tengah dalam penyelidikan Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru.

Mahasiswa dalam aksinya yang digelar Rabu siang di gedung BJB Pekanbaru menyebutkan dugaan yang terjadi di BJB itu berupa pengalihan agunan kredit milik nasabah. Disinyalir ada keterlibatan oknum pegawai di bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dan Banten itu, dalam persoalan tersebut.

Satu persatu perwakilan pendemo melakukan orasi, menyampaikan sejumlah hal terkait dugaan kejahatan yang diduga terjadi tahun 2014 lalu. 

Menurut mereka, perbuatan tidak terpuji itu dilakukan, salah satunya oleh Indra Osmer Gunawan Hutahuruk selaku pejabat Analisis Kredit di BJB Pekanbaru kala itu.

"Kami meminta pihak Bank BJB untuk mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi, kesalahan yang diduga dilakukan Indra Hutahuruk yang telah melakukan pengalihan agunan," ujar Atan Farhan selaku Koordinator Aksi GEMAK-PERI.

Proses klarifikasi itu, sebut Atan, mutlak dilakukan. Apalagi BJB diketahui merupakan perusahaan milik pemerintah daerah. Dengan begitu, masyarakat akan tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Kalau benar pihak Bank BJB tidak melakukan kesalahan, sebaiknya sampaikan ke publik," lanjut Atan.

Selain itu, pendemo juga mendesak agar pihak bank menghadirkan Indra Hutahuruk ke hadapan mereka. Dengan harapan, yang bersangkutan juga bisa memberikan klarifikasi.

"Kami menuntut Indra Hutahuruk ini dihadirkan di sini, karena kuat dugaan dia lah salah satu otak pelaku," tegas dia. Sayangnya, permintaan itu tidak bisa dipenuhi, karena yang bersangkutan tidak lagi bertugas di BJB Pekanbaru.

"Kita akan menunggu hingga hari Rabu (pekan depan). Kita tunggu itikad baik BJB untuk memberikan klarifikasi. Jika tidak, ke depannya, kami pastikan akan datang dengan jumlah massa yang lebih besar," sambung dia menegaskan.

Sementara itu, Gumilar yang didaulat menjumpai peserta aksi berjanji akan menyampaikan tuntutan pendemo ke pimpinan dan manajemen BJB Pekanbaru.

"Kami hanya bisa menerima aspirasi ini.
Selanjutnya akan terus ke pimpinan dan manajemen," kata perwakilan BJB Pekanbaru itu.

Menurut dia, manajemen BJB memberikan perhatian khusus terkait persoalan tersebut. Apalagi masalah ini telah bergulir di pihak penegak hukum.

"Ini akan menjadi konsern kami," sebut dia.

Dari informasi yang dihimpun, Kejari Pekanbaru sebagai institusi yang mendalami persoalan ini, tengah menunggu data atau dokumen dari BJB Pekanbaru. Itu dibutuhkan dalam proses penyelidikan guna pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket).

Namun sejauh ini, data yang diminta tak kunjung diberikan.

Sementara itu, sejumlah pihak telah dilakukan klarifikasi. Di antaranya, Pimpinan Cabang (Pimcab) Bank BJB Pekanbaru saat ini, Rachmat Abadi, dan mantan Manager Komersial, Robby Arta.

Lalu, Dani Sutarman yang merupakan Pimcab BJB Pekanbaru tahun 2014 lalu, dan seorang pihak swasta yang merupakan debitur BJB Pekanbaru, Fahri.

Tidak hanya itu, Indra Osmer Gunawan Hutahuruk selaku pejabat Analisis Kredit di BJB Pekanbaru juga telah menjalani proses yang sama. Untuk nama yang disebutkan terakhir itu diketahui telah beberapa kali menjalani proses pemeriksaan.

Masih dari informasi yang didapat, pengusutan itu dilakukan karena adanya informasi mengenai pengalihan agunan kredit oleh oknum pegawai BJB Pekanbaru.

Agunan itu sejatinya untuk mengcover kredit seorang debitur senilai Rp2 miliar yang dicairkan pada 2014 lalu. Di tengah jalan, agunan itu dialihkan ke pihak lain. Sayangnya, pembayaran angsuran kredit tersebut tidak berjalan mulus.

Saat macet itu lah timbul masalah. Dimana pihak bank tidak bisa mengeksekusi agunan itu karena sudah atas nama orang lain.