WNI Asal Riau yang Ditembak di Malaysia Bertambah Jadi 3 Orang

Jenazah Basri, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Riau korban penembakan aparat maritim Malaysia tiba di terminal kargo Bandara SSK II Pekanbaru, Rabu (29/1/2025) sore. Keluarga pasrahkan kasus kepada pemerintah. (Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)
Beritariau.com, Pekanbaru - Jumlah warga negara Indonesia (WNI) asal Provinsi Riau yang menjadi korban penembakan di Malaysia bertambah menjadi tiga orang. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, Fanny Wahyu, dalam wawancara di Pekanbaru, Sabtu (1/2/2025).
"Jadi terverifikasi 3 warga Riau," ungkap Fanny.
Ia menjelaskan bahwa salah satu korban baru yang terverifikasi berasal dari Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, berinisial HA, yang sebelumnya disebut berasal dari Kepulauan Riau. Dua korban lainnya, MZ dan Basri, juga berasal dari Rupat.
Basri dilaporkan tewas dalam insiden tersebut, dan jenazahnya telah dipulangkan ke kampung halamannya di Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis pada Rabu malam.
Dua korban lainnya juga teridentifikasi, salah satunya berinisial HM, yang berasal dari Aceh. Namun, satu korban lainnya masih belum terverifikasi karena dalam kondisi kritis.
"Satu korban belum terverifikasi, karena belum sadar pasca-operasi," kata Fanny.
Empat orang yang diduga sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal masih berada di Malaysia, dan belum ada kepastian kapan mereka akan dipulangkan.
Fanny menyatakan bahwa dua orang korban yang saat ini dirawat di rumah sakit Malaysia sudah mulai membaik dan dapat memberikan keterangan mengenai kejadian tersebut.
"Dua orang korban sudah bisa memberikan keterangan apa yang terjadi sebenarnya. Berdasarkan pengakuan korban atas nama MZ, bahwasanya mereka tidak menyerang aparat APMM di Malaysia," jelasnya.
Menyikapi kejadian ini, pemerintah melalui Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mendesak agar Malaysia bersikap transparan dalam mengungkap kasus ini.
Fanny menegaskan bahwa perwakilan BP2MI melalui Kementerian Luar Negeri dan KBRI akan terus mengawal kasus hukum untuk para korban, serta memastikan perawatan bagi korban yang masih dirawat di rumah sakit.
"Pemerintah akan mengawal korban ini sampai benar-benar sehat dan dikembalikan ke Indonesia," tegas Fanny.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang berencana bekerja di luar negeri agar menempuh jalur resmi dengan melengkapi semua persyaratan dan mengikuti prosedur yang berlaku.
"Kalau mau bekerja ke luar negeri, patuhilah aturan dan prosedur serta Undang-Undang yang berlaku. Dan yang paling utama, hindari oknum atau sindikat yang menawarkan bekerja ke luar negeri secara instan atau ilegal," tambahnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, lima orang PMI diduga ilegal ditembak oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Malaysia pada Jumat (24/1/2025). Dalam insiden tersebut, satu orang korban tewas, sementara empat lainnya mengalami luka parah. (*)