Brimob Polda Riau Cegah Bentrok Konflik Lahan di Rohil, Warga: Kami Merasa Aman dan Tenang..
Riau - Situasi masyarakat di Simpang Pemburu Kepenghuluan Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) mulai tampak tenang dan kondusif sejak kehadiran aparat keamanan mengantisipasi konflik lahan yang sebelumnya mencekam masyarakat setempat.
Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu, sempat terjadi kerusuhan dan bahkan nyaris terjadi penyerobotan lahan milik Abdul Rahman Silalahi di wilayah tersebut.
Mengantisipasi bentrok, Abdul Rahman tak mau menempuh jalur sepihak dan langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Aparat Penegak Hukum dan Keamanan. Merespon hal tersebut, Kepolisian setempat dalam hal ini Polsek, dan Polresta Rokan Hilir, segera bergerak mengurai potensi gangguan keamanan.
"Kami sangat bersyukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kehadiran aparatur Kepolisian Brimob sehingga tidak terjadi keributan di antara kami kedua belah pihak. Saya juga bisa saja khilaf mengambil tindakan. Namun, saya memilih melapor ke pihak aparat keamanan. Negara hadir dan merespon. Brimob langsung turun untuk menciptakan suasana kondusif. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih kepada Kepolisian," ungkap Abdul Rahman Silalahi, Kamis (12/12/24).
Ia pun membantah tudingan yang diberitakan oleh pihak lain yang menyebut pihaknya telah menyewa sekelompok preman dan menyewa Pihak Kepolisian (Brimob) Polda Riau.
”Lahan saya mau diserobot oleh inisial DMT. Saya serta beberapa keluarga besar saya mempertahankannya. Tentu itu hal yang wajar menurut saya. Saya tegaskan, saya tidak pernah menyewa sekelompok preman seperti yang telah diberitakan,” tegas Abdul.
Apalagi, lanjutnya, disebutkan dalam berita di beberapa media, pihaknya disebut memerintahkan atau menyewa beberapa oknum Brimob Polda Riau untuk melakukan penjagaan di lahan kebun sawit yang Ia miliki. Padahal, tegasnya, tudingan tersebut jelas salah dan tidak benar.
"Menurut saya, itu memang tugas dari APH (Brimob) untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban ditengah masyarakat. Tanpa harus kita yang memerintahkan. Apalagi, lahan yang saya miliki beberapa waktu yang lalu sempat terjadi keributan," sebutnya.
"Kehadiran aparat disini bukan untuk memihak saya. Dan kembali saya katakan, bahwa saya tidak pernah memperalat apalagi membayar pihak Polda Riau ataupun Brimob Polda Riau untuk menjaga lahan saya," sambungnya.
Kepada media, salah seorang warga (AS), menyatakan bahwa permasalahan yg terjadi di lahan milik Abdul Rahman yang berada di Rantau Bais Rohul hampir saja terjadi keributan.
"Namun, saya melihat sendiri untung ada Polisi Brimob yang menengahi keduanya sehingga tidak terjadi keributan besar. Setahu saya, lahan tersebut sudah di beli oleh Pak Silalahi. Tapi anehnya kenapa sekarang terjadi lagi penyerobotan. Saya awalnya khawatir bakal terjadi gesekan kedua belah pihak. Namun dengan kehadiran Brimob, kekhawatiran saya hilang dan Brimob cepat tanggap untuk menyelesaikan masalah konflik agar tidak terjadi keributan. Kami warga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Polisi Brimob yang telah tanggap dan juga bersikap humanis. Warga disini sudah merasa lebih tenang," ungkapnya.
Lebih lanjut diungkapkan AS, informasi yang ia ketahui bahwa lawan Abdul Rahman tersebut sebenarnya telah menerima uang perdamaian sejumlah Rp500 Juta yang dibuat di hadapan Notaris.
"Infonya, lawan pak Silalahi sudah terima uang damai dan melalui Notaris. Dan Pak Silalahi sudah membeli lahan tersebut sebesar Rp1,5 Milyar. Tapi lawannya itu belakangan hari tidak mengakui," kata AS. (*)