Sidang Kasus Selebgram Cut Salsa

Geger! Abang dan Mantan Ayah Alisya Bela Cut Salsa, Sandi: Ibu Kami Bohong!

Sidang Kasus Penganiayaan Dengan Terdakwa Selebgram Cut Salsa. Ibu Korban Wenny Mulyono (Berhijab) Usai Menyerahkan Dokumen ke Majelis Hakim, Rabu 22 Januari 2025 di Pengadilan Negeri Pekanbaru | Beritariau.com

Pekanbaru - Sidang kasus dugaan penganiayaan melibatkan selebgram Pekanbaru, Salsabila alias Cut Salsa yang kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru, Rabu, 05 Februari 2025, cukup mengejutkan. [Baca Berita Sebelumnya : Sidang Kasus Selebgram Cut Salsa, Pengakuan Alisya, Ibunya dan Ridho Mengejutkan!]

Pasalnya, dua dari antara empat orang saksi yang dihadirkan Tim Pengacara Cut Salsa merupakan keluarga Alisya Hadya Mecca (AHM) sendiri, yaitu Sandi Setiawan yang tidak lain selaku Abang Kandung Alisya dan Deni Ikhwan yang merupakan Ayah Sambung Alisya alias Mantan Suami Ibu Alisya, Wenny Mulyono.

Menariknya, keduanya hadir bukan untuk menguatkan keterangan Alisya. Malah, mereka bersaksi memberikan keterangan untuk membela Cut Salsa atas laporan Alisya yang mengaku dianiaya oleh Cut Salsa di sebuah kafe di Mall SKA, Rabu, 13 Desember 2023 lalu. Saat itu, Alisya 1 bulan lagi resmi berumur 18 tahun.

Sedangkan dua saksi lainnya adalah Ibu Salsa, Cut Efiyanti dan Ayah Salsa, Suriyadi.

Dalam persidangan terbuka di ruangan Inklusi PN Pekanbaru, Majelis Hakim yang diketuai Hakim Hendah Karmila Dewi SH, MH, menyimak keterangan setiap saksi.

Ibu Salsa: Ridho Ikut Mendorong, Alisya Peloroti Celana Salsa

Dalam kesaksiannya, saat di lokasi kejadian, Cut Efiyanti mengaku awalnya tidak tahu ada keributan antara Salsa dan Alisya. Sebab, posisi Efiyanti duduk membelakangi tempat kejadian. Ia baru tahu setelah ada pria setengah baya yang duduk dekat kursinya memberi tahu bahwa Anaknya, Salsa, sedang berkelahi.

Efiyanti mengatakan begitu mendapat informasi itu, Ia lalu menoleh ke belakang. Saat itu, Ia melihat Salsa sedang berkelahi dijambak oleh Alisya dalam posisi sama-sama berdiri dan teman Alisya bernama Ridho tampak ikut mendorong-dorong bahu Salsa. Salsa tampak tersudut saat itu.

Melihat itu, Efiyanti bergerak menghampiri berupaya melerai ketiganya. Saat itu, posisi Salsa terjatuh terduduk dikursi dan Alisya berupaya mempeloroti menurunkan celana Salsa. Namun, Salsa langsung berhasil menarik kembali celananya.

Perkelahian tersebut, kata Efiyanti, berakhir setelah pegawai J.Co melerai keduanya.

Diungkapkan Efiyanti, hubungan keluarga Wenny sebelum Kakak Salsa, Aliza dan Sandi menikah selama ini baik-baik saja. Bahkan, katanya, Wenny mendukung pernikahan anaknya.

Efi menjelaskan, sebenarnya upaya damai sudah diminta diusahakan pihaknya melalui Sandi, menantunya. Namun Sandi tidak melakukan itu karena sudah mengetahui sikap ibunya, Wenny.

Ayah Salsa: Di Mediasi Kami Selalu Hadir

Dalam kesaksiannya, Ayah Salsa, Suriyadi mengaku mengetahui kejadian tersebut saat waktu dihubungi Salsa via Whatsapp beberapa saat usai kejadian.

"Asa (Panggilan Salsa, red) dikeroyok," kata Salsa, ditirukan Suriyadi dihadapan Majelis Hakim.

Mendengar itu, Suriyadi langsung pulang dari lokasi pekerjaan menemui Salsa. Saat bertemu, ditubuh Salsa didapati luka di bagian leher dan perut. Melihat kondisi anaknya, Suriyadi lalu berinisiatif melakukan Visum Et Revertum di rumah sakit Bhayangkara.

"Hasil visum sengaja disimpan untuk jaga jaga," kata Suriyadi kepada Hakim. Ia tidak langsung membuat laporan polisi karena mempertimbangkan kedua belah pihak ini masih hubungan keluarga.

Namun ternyata, setelah sekitar 10 hari setelah kejadian, Salsa mendapat surat panggilan dari Polresta Pekanbaru atas laporan Ibu Alisya. Ia pun membawa Salsa memenuhi panggilan itu.

Dijelaskan Suriyadi, ternyata upaya mediasi untuk damai telah berulang kali dilakukan. Baik oleh Polres sebanyak 3 kali dan Kejaksaan sebanyak 1 kali. Suriyadi dan Efiyanti selalu hadir. Sedangkan Alisya dan Wenny tidak pernah datang.

Mantan Bapak Sambung Alisya Blak-Blakan

Deni Ikhwan, mantan suami Wenny yang sekaligus sempat menjadi Bapak Sambung Alisya, ikut memberikan kesaksian seputar perilaku Alisya dan Ibunya, Wenny.

Deni mengetahui persis tingkah laku Alisya yang kerap Playing Victim atau Pura Pura Menjadi Korban.

Antara lain, Deni pernah dipanggil oleh Pihak Sekolah Al Azhar karena Alisya melakukan percobaan bunuh diri, pura-pura pingsan dan lainnya.

Deni menceritakan, pihak sekolah pernah memberi tahu dirinya bahwa Alisya membuat Surat kepada Guru Bimbingan Konseling (BK) Sekolah yang isinya Alisya mengadu mengaku tidak sanggup dengan perilaku Ibunya yang memberikan pengaruh buruk.

Tak hanya itu, Ia membeberkan kelakuan Alisya yang pernah kepergok di hotel bersama temannya Alisya bernama Ridho yang ternyata mereka berpacaran.

Diceritakan Deni, sekitar tahun 2022, Ia pernah memergoki Ridho dan Alisya di salah satu hotel Berbintang 4 di Pekanbaru.

Saat itu, Deni sedang jadwal olah raga kebugaran (fitness) alias Gym di hotel itu dan melihat Ridho juga berada di area Gym tersebut. Deni sendiri memiliki member (keanggotaan) di fasilitas Gym tersebut.

Ia bertanya kepada Ridho apakah Ridho olahraga fitness di tempat itu karena keanggotaan Member atau karena Fasilitas tambahan lantaran menginap di kamar hotel atau Check in.

"Kamu nge Gym karena member atau kamar?," tanya Deni kepada Ridho waktu itu, yang diulang kembali Deni dihadapan Majelis Hakim. "Kamar, Om," jawab Ridho.

"Kamar berapa?," tanya Deni lagi. "311, Om," sahut Ridho. "Sama siapa?," sambung Deni. "Sama Alisya," jawab Ridho. "Mana Alisya?," lanjut Deni. "Itu, Om," jawab Ridho sambil menunjuk ke arah Alisya sedang di kolam renang.

Deni saat itu tidak mengambil tidak mengambil tindakan apa-apa terhadap perilaku Alisya yang pacaran menginap di hotel dalam usia di bawah umur. Pasalnya, saat itu, Ia sudah berpisah dengan Wenny.

Deni juga menceritakan kehidupan awal saat Ia sempat menjadi suami Wenny. Kepadanya, Wenny kerap curhat tentang kelakuan almarhum mantan suaminya terdahulu dan selalu menjelek jelekkan mantan suaminya itu.

Satu diantaranya, Wenny mengaku hanya diberi uang belanja sebesar Rp1 Juta per Minggu oleh Almarhum Mantan Suaminya.

"Saya bilang, jangan mengungkit kelakuan orang yang sudah meninggal. Karena saya khawatir nanti saya pulak yang dijelek-jelekkannya," kata Deni dihadapan Majelis.

Deni pun mengaku pernah memberi uang sebesar Rp1 Milyar kepada Wenny untuk usaha konveksi di Bandung. Namun, usaha konveksi tersebut sampai sekarang tidak jelas. "Itu sudah saya ikhlaskan," kata Deni.

Kepada Hakim, Deni menyimpulkan bahwa perilaku Alisya ini serupa dengan perilaku Wenny.

"Yang Mulia, kelakuan Alisya ini adalah kelakuan Wenny waktu dulu," kata Deni.

Sandi: Ibu Berbohong dan Beri Pengaruh Buruk Kepada Alisya

Kesaksian paling mengejutkan datang dari Sandi Setiawan yang merupakan Abang Kandung Alisya atau Putra kedua dari Wenny. Sandi dengan tegas mengatakan bahwa keterangan-keterangan Wenny yang merupakan Ibu Kandungnya pada sidang sebelumnya adalah bohong belaka.

"Keterangan (Disidang sebelumnya) ibu itu Bohong!," kata Sandi.

Sandi bercerita, Ia mengetahui kejadian waktu di hubungi Alisya via Whatsapp saat berada di perjalanan menuju Sumatera Barat. Saat itu, Alisya mengirim foto luka dengan keterangan agar Sandi jangan ikut campur dan membiarkan Wenny, Ibu mereka, yang mengurus kejadian tersebut.

Sandi mengaku memang dirinya tidak langsung membuat upaya damai. Namun diam-diam, istri Sandi bernama Aliza yang tidak lain adalah Kakak Kandung Salsa,  menghubungi Wenny via Whatspp menyampaikan permohonan maaf dan mengajak kejadian perkelahian dibicarakan. Ternyata, jawaban Wenny saat itu mengatakan, "Sudah telat!".

Padahal, percakapan Aliza dengan Wenny itu terjadi sehari setelah kejadian, sebelum laporan polisi dibuat.

Dijelaskan Sandi setelah kejadian, kondisi Alisya baik baik saja, tidak ada tanda tanda depresi.

"Seperti biasa, nge Gym bareng pacarnya Ridho dan kawan-kawannya di jalan Rambutan. Saya diberitahu oleh kawan-kawan saya, 'Adek kau (Alisya) disini berdua sama cowoknya'. Mobilnya selalu ada (di lokasi Gym)," kata Sandi

Soal sekolah, sepengetahuan sandi, pada saat kejadian itu Alysa sudah di Drop Out dari sekolah karena melakukan bully, bahkan korban bully Alisya ikut datang ke persidangan hari ini.

Disesi tanya jawab sidang itu, Pengacara Cut Salsa Daud Pasaribu menyatakan pihaknya mendengar bahwa usai kejadian, Alisya tidak lagi sekolah di SMA Widya Graha.

Daud pun menyerahkan alat bukti dokumen surat dari pihak sekolah yang isinya ternyata bahwa Alisya sudah lama putus sekolah. Bukan setelah kejadian. Surat tersebut dari Al Azhar, PGRI dan Widya Graha. Yang membuktikan bahwa Alisya putus sekolah bukan gara-gara perkelahian dengan Salsa.

Sandi juga ikut membenarkan bahwa Alisya sudah lama tidak bersekolah lagi bahkan sebelum kejadian perkelahian.

"Alisya putus sekolah tidak ada hubungan dengan kejadian ini," kata Sandi.

Pengacara juga sempat menyinggung pemicu keretakan keluarga mereka.

"Sebelum nikah dan setelah nikah hubungan keluarga kami semua baik-baik saja. Masih ngopi bareng, keluar kota bareng," kata Sandi.

"Lantas apa yang membuat jadi masalah keluarga?," tanya Pengacara.

"Itu terjadi beberapa bulan setelah pertemuan terakhir. Di sampaikan Ibu dan Adik saya di sosial media. Keluarga kecil saya. Saya, Istri dan Anak saya diceritain mereka," kata Sandi.

"Apa katanya?," tanya Pengacara lagi.

"Misalnya mobil kami kredit dan lainnya. Disampaikan secara live di media sosial. Menurut saya, saya bukan sedih lagi dengan Ibu saya. Saya sudah kecewa berat," tegas Sandi.

Pengacara: Fakta Sidang Ini, Negara Jangan Percaya Kesaksian Bohong Dan Menghukum Orang Tidak Bersalah

Usai Sidang, Pengacara Salsa Daud Pasaribu mengatakan bahwa sidang kali ini membuka fakta baru kejadian perkelahian tersebut.

"Para Saksi A De Charge yang kita hadirkan memberi fakta baru. Contohnya, Ibu Salsa yang ada di lokasi secara terang menjelaskan fakta kejadian bahwa Ia melihat justru Salsa yang tersudut dan dikeroyok oleh Alisya dan Ridho. 2 lawan 1. Yang 2 orang ukurannya badannya lwbih besar dari yang 1 orang. Lalu, mari bandingkan dengan keterangan Alisya dan Ridho di sidang sebelumnya yang berubah-ubah termasuk BAP (Berita Acara Pemeriksaan, red) tidak dibacakan tapi langsung ditandatangani dan tidak juga bersesuaian," kata Daud.

Selanjutnya, tegas Daud, seluruh keterangan Ibu Alisya, Wenny, di sidang sebelumnya terbantahkan atas keterangan Anak Kandungnya sendiri dan mantan Suaminya yang mengetahui perilaku Alisya.

"Kami berulang kali bertanya kepada Sandi apakah benar-benar siap untuk bersaksi yang mana kesaksiannya bertentangan dengan keterangan Ibu Kandungnya sendiri. Sandi ternyata yakin. Jarang terjadi seperti ini dalam sidang perkara. Luar biasa keberanian Sandi. Sandi memilih kebenaran dibuka meskipun pahit agar seseorang yang tidak bersalah jangan dihukum," ungkap Daud.

Dari keterangan Sandi dan Deni, lanjutnya, bukti Dokumen Surat Sekolah, terbukti apa yang disampaikan para saksi korban bukan fakta.

"Fakta sidang tadi; Alisya kerap dibawa ke Psikiater, dapat pengaruh buruk dari Ibunya, kerap Playing Victim seperti pura-pura pingsan atau bunuh diri untuk dapat perhatian. Belum lagi soal Ibunya, Wenny, ternyata bohong soal putus sekolah, soal mediasi, soal pemicu keretakan hubungan keluarga dan menempatkan anak dalam kondisi yang salah. Juga, Ridho yang disidang sebelumnya mengaku hanya sebagai teman Alisya, ternyata adalah pacar dan sudah check in dan dibiarkan oleh Ibu Alisya kemana-mana berdua," papar Daud.

"Jadi, patut diduga, apa yang dilaporkan dan didakwakan semuanya bukan fakta melainkan rekayasa dari seseorang yang tidak mau bertanggung jawab dan melempar kesalahan dan menghukum orang lain melalui sebuah peristiwa. Oleh karena itu, fakta sidang ini, Negara tidak boleh salah menghukum seseorang berdasarkan kesaksian-kesaksian dari orang-orang yang memiliki latar belakang yang tidak dapat dipercaya," tutup Daud. (*)