Pembukaan Lahan Penyebab Konflik Manusia Vs Satwa Gajah di Peranap

Tim Wilayah I Balai Besar KSDA Riau saat meninjau lokasi kemunculan kawanan gajah liar di Peranap, Inhu

Kepala Wilayah (Kawil) I Balai Besar KSDA Provinsi Riau, Andri Hansen Siregar berpendapat terjadinya konflik antara manusia dan Gajah di Peranap, Inhu disebabkan pembukaan lahan besar-besaran. Sehingga dampaknya, memperkecil habitat satwa-satwa yang ada di bagian kawasan Tesso Nilo.

Pandangan ini, disampaikan Andri, Ahad (8/8/2021), terkait keberadaan gajah di kebun warga di Kecamatan Peranap, Kabupaten Inhu. Bahwa area yang disinggahi adalah area perlintasannya dan ditambah lagi adanya ketersediaan makanan yakni buah sawit.

“Sejak dahulu itu area perlintasan gajah, jadi pantas saja dia ada disana. Kawanan itu melihat makanan buah sawit,” kata Andri.

Menindaklanjuti laporan warga yang masuk, Hansen langsung menggelar rapat, mencari solusi penanganan gajah tersebut. Dengan hasil langkah relokasi akan dilakukan.

“Kita ambil langkah relokasi, tapi masyarakat dapat bersabar. Karena kami sedang menunggu kiriman obat bius dari Bogor, sabar saja,” katanya.

Langkah relokasi, lanjut Andri nantinya akan dibantu gajah jinak untuk menggiring kawanan gajah liar ke hutan.

Namun, kedepannya Hansen meminta agar masyarakat tidak lagi membuka lahan. Apalagi untuk ditanami kebun sawit, karena akan mempersempit habitat satwa yang ada di Wilayah I Balai Besar KSDA Provinsi Riau.

Menurut Andri, hal ini sejalan, seperti dimasa lalu tidak adanya konflik antara manusia dan satwa dikarenakan habitatnya masih begitu luas. Tidak seperti yang dilakukan masyarakat saat ini, membuka lahan secara besar-besaran untuk perkebunan, terutama tanaman sawit.

“Baiknya kita saling menjaga lingkungan jangan lagi membuka lahan. Karena akan mempersempit habitat satwa yang ada di Wilayah I Balai Besar KSDA Provinsi Riau,” pinta Andri.

Hal ini juga sejalan, dengan waktu lebih kurang dua bulan gajah yang diperkirakan berjumlah dua ekor tersebut. Karena ketersediaan pakan yakni buah sawit.

“Itulah sifat rata-rata hewan, saat persediaan makanan banyak. Individu ataupun kelompok akan bertahan, kemudian setelah habis berpindah ketempat lain,” jelas Andri.

Sementara ini, Andri menyarankan bagi warga yang berkebun disekitar tempat kemunculan gajah. Agar jangan mendekat untuk mencegah korban dari kedua belah pihak.

“Masyarakat agar dapat bersabar. Jika kawanan gajah mencoba masuk ke pemukiman. Upayakan mengusir dengan cara menyalakan petasan, atau menyalakan meriah yang dimodifikasi,” saran Andri.***