Sejumlah Restoran Di Pekanbaru "Terciduk" Gunakan Elpiji Bersubsidi

Disperindag Pekanbaru dan Pertamina Temukan Restoran Gunakan Elpiji Bersubsidi

Beritariau.com, Pekanbaru - Sejumlah pengusaha kuliner dengan omzet diata Rp1 juta perhari kedapatan masih menggunakan elpiji bersubsidi melon.

Hal itu diketahui dari inspeksi mendadak yang digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru bersama dengan Pertamina awal pekan ini. 

"Kita sangat menyesalkan kenapa mereka masih menggunakan gas bersubsidi. Padahal sebelumnya telah kita tegur dan layangkan surat," kata Kepala Disperindag Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut di Pekanbaru, Selasa (7/11/17). 

Pewarta Beritariau.com yang ikut dalam Sidak terpantau lokasi pertama yang disisir petugas adalah warung makan Soto di Simpang Tiga Pekanbaru. Warung makan legendaris tersebut tampak ramai, dengan mayoritas pengunjung mengendarai mobil. 

Petugas sempat hampir kecolongan dari lokasi tersebut. Pasalnya dari sidak itu pengelola rumah makan tampak telah menggunakan Bright Gas dan gas isi 12 kilogram. 

Namun, ketika diperiksa lebih lanjut ditemukan 12 tabung gas melon yang disimpan di depan kamar mandi. Pengelola tidak bisa mengelak saat ditemukan gas bersubsidi yang sebenarnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin tersebut.

Uniq, pengelola warung yang beromzet mencapai Rp5 juta per hari itu mengatakan bahwa dia biasa membeli gas tersebut dari pengecer dengan harga mencapai Rp35.000 pertabung. 

Namun, ia mengklaim telah beralih menggunakan gas non subsidi karena sulitnya mencari gas bersubsidi. 

Di lokasi selanjutnya petugas menyasar gas ke Warung Kopi Bengkalis di Jalan Soekarno Hatta. Di lokasi tersebut petugas turut menemukan gas bersubsidi yang digunakan oleh pengelola. 

"Untuk kedua tempat makan itu kita berikan sosialisasi dulu agar tidak lagi menggunakan gas elpiji bersubsidi karena bukan peruntukannya," ujar Ingot. 

Sementara itu, di lokasi selanjutnya petugas mengarah ke warung makan Cak Rohim di Jalan Soebrantas. Di lokasi tersebut, petugas kembali menemukan puluhan tabung elpiji bersubsidi. Total terdapat 21 tabung gas yang sedang digunakan. 

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman mengatakan pada September lalu pihaknya telah melayangkan surat ke warung makan Cak Rohim setelah temuan menggunakan tabung gas bersubsidi. 

"Namun kenyataannya peringatan kita tidak ditanggapi. Nanti saya akan berkoordinasi dengan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu) Pekanbaru untuk evaluais izinnya," tegas Irba. 

Sales Eksekutif LPG Pertamina Rayon V Riau, Adi Bagus Haqqi mengatakan pihaknya bersama dengan Dinas terkait akan terus melakukan kegiatan serupa guna meminimalis salah sasaran penggunaan elpiji bersubsidi. 

"Kalau dari Pertamina tidak akan berhenti sampai disini. Posisi kita adalah sosliasasi, edukasi agar pengusaha dengan omzet diatas Rp1 juta tidak lagi menggunakan elpiji subsidi. Kalau sanksi dari teman-teman pemerintah," katanya. 

Masyarakat Kota Pekanbaru kerap mengeluhkan kelangkaan elpiji isi tiga kilogram dalam beberapa waktu terakhir. Disperindag Pekanbaru menilai kelangkaan itu disebabkan pengelola pangkalan nakal yang menjual gas elpiji ke warung-warung. Selain menyebabkan kelangkaan, mayoritas warung juga menjual elpiji melon jauh diatas harga eceran tertinggi yakni Rp18.000 menjadi lebih dari Rp35.000 per tabung. [red]