Advertorial Pemkab Rokan Hilir

Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Pemkab Rohil Menuju Negeri Bebas Filariasis

JENGUK PASIEN - Bupati Rohil H Suyatno dan Ketua Tim PKK Rohil Wan Mardiana Suyatno Menjenguk Salah Seorang Pasien di RSUD Dr RM Pratomo | Istimewa

Beritariau.com, Rohil - Pemerintah Kabupaten (pemkab) Rokan Hilir (Rohil) terus meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini merupakan sebagai salah satu program pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat agar terhindar dari berbagai penyakit. Saat ini Pemkab Rohil bersama instansi terkait lainnya terus melakukan langkah agar masyarakat aman dari berbagai penyakit terutama filariasi atau penyakit kaki gajah. Pasalnya, jika terjangkit penyakit kronis tersebut, sangat susah untuk disembuhkan.

Salah satu langkah yang diambil pemkab Rohil yakni dengan memberikan obat filariasis secara massal kepada masyarakat. Dimana, program pemerintah pusat itu, saat ini telah berjalan di Rohil dan akan memasuki tahap keempat.

"Tahun ini pemberian obat filariasis merupakan tahap keempat yang akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal 1 oktober 2016 mendatang. Secara umum upaya yang dilakukan oleh pemkab Rohil pada tahun sebelumnya telah mencapai target," kata Bupati Rohil, H Suyatno Amp, di Bagansiapiapi.

Bupati mengakui kalau saat ini di Rohil terdapat tiga kecamatan penymbang filariasis yakni kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika), Batu Hampar dan Kecamatan Sinaboi. Dari tiga kecamatan ini, total mayarakat yang diserang filariasis sebanyak 42 orang, namun yang terbanyak terdapat dikecamatan Palika. Nah, Untuk itu upaya yang harus dilakukan oleh Dinas kesehatan (Diskes) Rohil adalah menata tata kelola agar tidak memperburuk kondisi si penderita. Upaya ini dilakukan agar penyakit ini tidak menular dengan masyarakat lainnya.

"Dengan begitu, upaya kita negeri kita terbebas dari filariasis pada tahun 2020 mendatang bisa tercapai," harap Suyatno.

FOTO : Plt Sekda Rohil Surya Arfan bersama Kepala Bappeda HM Job Kurniawan saat memberikan sumbangan kain sarung kepada salah satu pasien di RSUD Dr Pratomo

Ditargetkan 90 persen Dinas kesehatan (Diskes)menargetkan pemberian Obat Filariasis tahap akhir tahun 2016 ini bisa mencapai target minimal 90 persen. Karena itulah, lanjut Suyatno, selain telah meminta masyarakat untuk datang ke posyandu terdekat, pihaknya juga turun langsung kelapangan untuk melakukan Survei sekaligus memberikan obat filariasis itu disetiap rumah warga.

"Sejauh ini pihak diskes Rohil telah melakukan himbauan baik berupa pemasangan spanduk maupun mengintruksikan Puskesmas yang ada di Rohil untuk meminta warga untuk datang ke posyandu terdekat," kata Kadiskes Rohil, Dr H Junaidi Saleh MKes, di Bagansiapiapi.

Pemberian obat Filariasis ini tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya penyakit kaki gajah. selain itu, bagi masyarakat yang meminum obat tersebut sesuai aturan maka segala cacing yang berbahaya didalam tubuh akan mati.

"Namun, bagi masyarakat yang mengalami penyakit jantung, sesak Nafas (asma) dan penyakit lainnya agar tidak memakan obat itu," pesannya.

Program dari pemerintah pusat itu dilaksanakan selama lima tahun, Saat ini kita akan memasuki tahap keempat. Adapun sasaran dalam pemberian obat filariasis itu mulai dari balita yang berumur 2 hingga 65 tahun.

"Selama tiga tahun terakhir dalam pemberian obat filariasis tersebut tidak ada terjadi permasalahan. Namun, jika ada masyarakat yang merasa pusing, mual berarti obat itu dosisnya sedang berjalan. Tetapi kalau masyarakat merasa kwatir maka kita anjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter terdekat," saran Junaidi.

FOTO : dr Hj Netti Juliana melakukan pelacakan Filariasis atau Kaki Gajah di Wilayah Palika

Diakui Junaidi, pemberian obat filariasis dalam empat tahun terakhir telah berjalan dengan sukses. Untuk tahun pertama kita telah mencapai target sebesar 75,2 persen, tahun kedua 78,5 persen, dan tahun ketiga 83,5 persen. “Nah, untuk tahun keempat ini kita menargetkan sebesar 90 persen. Dengan begitu, pada tahun terakhir yakni tahun kelima nanti bisa mencapai target 100 persen,” harapnya. 

Miliki 9 Puskesmas Rawat Inap

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) saat ini telah menaikkan status 9 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) pada level puskesmas rawat inap. Menaikkan level 9 puskesmas ini, bertujuan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik terutama masyarakat yang berada dipelosok yang jarak tempuhnya jauh dari RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi.

Pemerintah akan terus mengupayakan agar seluruh puskesmas di Rohil memiliki rawat inap, namun tentunya harus bertahap sesuai dengan kondisi anggaran yang ada serta ketersediaan tenaga medis," kata Kadiskes Rohil, Dr HM Junaidi Saleh Mkes, di Bagansiapiapi.

Dari 19 Puskesmas yang tersebar di 18 kecamatan di Rohil 9 puskesmas  telah dinaikkan levelnya menjadi puskesmas rawat inap. 9 Puskesmas itu yakni puskesmas rawat inap Kecamatan rimba melintang, puskesmas rawat inap Bangko kanan, puskesmas Bangko Jaya, Puskemas rawat inap Sedinginan, Puskesmas Pujud, Puskesmas Kubu Babussalam (Kuba), Puskesmas Kubu, Puskesmas Bagan batu, dan puskesmas Panipahan. Yang membedakan antara puskesmas dengan puskesmas rawat inap berpedoman pada yang tertuang dalam peraturan Mentri Kesehatan (Kemenkes) RI nomor 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat.

"Dimana didalam peraturan itu diterangkan ruang pelayanan dan alkes," terang Junaidi.

Disebutkan, Puskesmas rawat inap harus memiliki Unit gawat darurat (UGD) dengan alkes set gawat darurat. Sedangkan puskesmas hanya ruang tindakan dengan alkes set tindakan medis/Gawat Darurat, memiliki Ruang Kesehatan Ibu dan Imunisasi dengan Alkes Set Pemeriksaan Anak dan Set Imunisasi, memiliki Ruang Kesehatan Ibu dan KB, dengan Alkes Set Pemeriksaan Ibu dan Set Pelayanan KB. Sedangkan puskesmas non rawat inap hanya disediakan satu ruangan, Ruangan Kesehatan Ibu dan KB.

FOTO : Confrence - Bupati Suyatno melakukan Confrence melalui Video bersama Mentri Kesehatan RI

"Pukesmas Rawat Inap harus memiliki Ruang Tindakan dengan Alkes Set Tindakan Medis, sedangkan puskemas tidak memiliki ruangan ini, memiliki Ruangan Rawat Inap dengan Alkes Set Rawat Inap, sedangkan puskesmas tidak ada," jelas Junaidi.

Selain itu, Katanya ada persamaan antara puskesmas rawat inap dengan puskesmas non rawat inap, diantaranya sama-sama memiliki Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Alkes Set Kesehatan Gigi dan Mulut, memiliki Ruangan ASI dengan Alkes Set ASI, memiliki Ruangan Promkes dengan Alkes, memiliki Ruangan Farmasi dengan Alkes Set Farmasi.

Kemudian memiliki Ruangan Persalinan dengan Alkes Set Obstetri dan Ginekologi, Set Insersi dan Ekstraksi AKDR, Set Resusitasi Bayi, memiliki Ruangan Pasca Persalinan Bayi dengan Alkes Set Perawatan Pasca Persalinan, memiliki Ruangan Laboratorium dengan Set Laboratorium dan memiliki Ruangan Sterilisasi dengan  Alkes Set Sterilisasi.

Untuk Puskesmas di Ibukota Bagansiapiapi terdapat 2 Puskesmas yakni Puskesmas Bagansiapiapi dan Puskesmas Bagan Punak yang belum memiliki rawat inap. Belum dinaikkan level kedua puskesmas itu menjadi puskesmas rawat inap mengingat Bagansiapiapi sudah memiliki Rumah Skait Umum Daerah (RSUD) dr RM Pratomo.

"Kalau Bagansiapiapi sudah ada RSUD, jadi pasien bisa dirawat langsung ke rumah sakit. Namun demikian kedepannya juga akan diupayakan kedua puskesmas di ibukota itu memiliki rawat inap agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih maksimal," pungkasnya.

Pelayanan Kesehatan Merupakan Cerminan Pemerintahan

Baik Buruknya suatu pemerintahan dibuktikan dari cerminan suatu pelayanan kesehatan yang diberikan pihak rumah sakit maupun puskesmas kepada masyarakat. Apabila pelayanan kesehatan berjalan dengan baik, maka pemerintah itu dinilai baik dalam menjalankan roda kepemerintahannya.

"Pelayanan kesehatan merupakan cerminan sebuah kepemrintahan, maka dari itu tenaga kesehatan dalam bertugas diminta untuk senantiasa meningkatkan pelayanannya agar roda kepemerintahan negeri seribu kubah ini bisa berjalan dengan baik," kata Pelaksana tugas (Plt) sekdakab Rohil, Drs H Surya Arfan Msi belum lama ini, di Bagansiapiapi.

Agar roda kepemerintahan rohil ini kedepannya berjalan lebih baik lagi, maka ditekankan kepada seluruh tenaga medis baik itu dokter, perawat, bidan untuk benar-benar memberikan pelayanan secara prima kepada masyrakat yang membutuhkan pertolongan mendapatkan perobatan.

"Selain itu, Tenaga kesehatan juga diminta harus senantiasa ramah dan sopan yang dibarengi dengan senyum kepada pasien," pesan Surya Arfan.

Tidak hanya itu, Ia juga mengintruksikan kepada tenaga kesehatan agar tidak main-main dalam menjalankan tugasnya. "Jangan main-main dalam bertugas, jika hal ini sampai terjadi maka dengan berat hati tenaga kesehatan tersebut akan dipindah tugaskan kedaerah yang jauh dan terpencil," ancamnya.

Dilanjutkan, agar pelayanan tetap berjalan dengan baik, Surya juga meminta kepada direktur RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi untuk melakukan pembenahan terhadap rumah sakit. "Apabila nanti tidak juga ada perubahan maka direkturnya terancam akan dilakukan penukaran dengan direktur yang baru dan lebih mampu melakukan perubahan," tegasnya.

"Yang kita inginkan bagaimana RSUD Dr RM Pratomo ini bisa melakukan perubahan paradikma dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyrakat. Sebab, selama ini kerap kali terdengar kata-kata sumbang serta aduan dari masyrakat terkait kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan," pungkasnya. [Advetorial]

Tags :# daerah