Tudingan Kasus Mark up Tagihan, RS Efarina Akui Kesalahannya

Ilustrasi | Beritariau.com 2015

Beritariau.com, Pangkalan Kerinci - Kasus pengaduan pasien terhadap dugaan mark up tagihan terhadap Rumah Sakit (RS) Efarina terus bergulir. Kali ini, kasus memasuki tahapan mediasi oleh Dinas Kesehatan Pelalawan.

Mediasi dilaksanakan pekan lalu dengan dipimpin Kadiskes Pelalawan, dr Endit Pratikno dan dihadiri dr Edi Muhammad dari Ikatan Dokter Indonesia, staf Diskes Pelalawan. Turut hadir korban (pasien RS Efarina Aris Bulolo) dan keluarganya serta kuasa hukumnya, Konsultan kesehatan Dian Wahyuni SKM MH MHum Kes dan jajaran RS Efarina.

Dalam mediasi, RS Efarina mengakui dan disepakati adanya kesalahan komunikasi dan administrasi. Oleh karena itu, masalah ini harus segera diselesaikan antara pasien dan pihak RS Efarina.

"Titik temu dalam mediasi sudah hampir rampung. Namun karena pihak RS Efarina yang hadir saat mediasi tidak dapat memutuskan, sehingga diberikan waktu untuk mereka menyampaikan dengan pimpinan dan pemiliknya," ungkap dr Endit kepada wartawan, Sabtu (20/06/15).

Dari pemberitaan sebelumnya, RS ini telah dilaporkan ke Polres Pelalawan karena diduga melakukan mark up tagihan dan penipuan. Pasien atas nama Aris Bulolo merasa tim dokter di rumah sakit tidak melakukan tindakan operasi bedah besar untuk mengatasi luka di perut dan kepalanya.

Namun ia merasa keberatan dengan tagihan pembiayaan sebesar Rp 20.261.000. Keluarga pasien ini pun menduga adanya rekayasa terhadap nominal tersebut.

"Pasien masuk dalam kamar operasi dan tidak ada melakukan operasi, dr. Yudi Setiawan selaku dr bedah hanya melakukan tindakan perawatan jahit luka sayat di bagian perut dan kepalanya di kamar operasi tanpa melakukan tindakan operasi bedah besar umum cito," ujar perwakilan keluarga Aris kala itu.

"Bahkan dr Yudi Setiawan hanya menuliskan diagnosa, eksplorasi dan repair luka atau perawatan luka biasa. Tapi pihak RS Efarina membuat tagihan operasi bedah besar umum cito," tambah Dr Sayhrinal staf Diskes Pelalawan.

Setelah dilakukan mediasi, Humas RS Efarina, Hermanus Sabtu (20/06/15) kemarin menyatakan masih mencari formula penyelesaian komunikasi administrasi yang telah disepakati.

"Kami akan melaksanakan hasil mediasi yakni dengan mengumumkan tarif kepada pasien sebelum berobat. Dan terkait permasalahan administrasi dan komunikasi dengan pasien Aris Bulolo, Kami lagi menggodok bersama pimpinan untuk penyelesaian sesuai kesepakatan mediasi di dinas kesehatan," jelasnya.

Dalam mediasi, Hermanus juga sempat melontarkan kalimat kekecewaan karena tak mendapat hak jawab dari media.

"RS Efarina dilempari taik, dalam masalah ini sampai kemana mana. Kami tak dapat diberi hak jawab oleh media. Padahal RS Efarina juga banyak berjasa, tapi kenapa tak diceritakan juga. Kenapa kasus ini pihak RS Efarina dituduh kesalahan besar," keluhnya. [ip]